KEPALA SEKOLAH, Harapan dan Masa Depan Pendidikan Kita
disini aku mencoba menulis tentang kepala sekolah, entah kenapa aku tertarik dengan yang berbau kepemimpinan. mungkin karena punya pengalaman selama kuliah dekat dengan beberapa ketua yang memiliki skill kepemimpinan berbeda beda. kemarin nyoba daftar rekrutmen peneliti lapangan tanggal 16 juni DL nya. tapi belum rejeki wkwk jadi aku post di sini aja deh, siapa tahu manfaat :)
Dilansir dari website https://databoks.katadata.co.id bahwa telah disebutkan dari laporan Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah sekolah di Indonesia mencapai 394.708 unit sekolah di seluruh wilayah Indonesia pada tahun ajaran 2021/20222. Sedangkan fakta lain menyebutkan bahwa masih adanya fenomena pendidikan belum merata di negara kita. Banyak faktor yang memengaruhi adanya permasalahan yang kita alami. Bukan hanya masalah belum meratanya pendidikan tetapi masih ada lainnya seperti SDM kurang, kualitas guru yang rendah, dan lain lain. Perlu adanya perubahan guna membereskan semua ini.
Perubahan tidak mungkin bisa dilakukan secara sekaligus, melainkan secara perlahan. Dalam kehidupan banyak aspek yang memengaruhi kemajuan dan perubahan. Perubahan membawa harapan dan masa depan yang lebih baik karenanya dalam kehidupan perlu adanya proses bergerak dari masa lalu menuju masa depan yang lebih baik (Ritonga, Hamid, Harahap, & Harahap, 2022). Lalu mulaikan dicanangkan sekolah penggerak oleh menteri Nadiem Anwar Makarim, program sekolah penggerak berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang mencakup kompetensi (literasi dan numerasi) dan karakter, diawali dengan SDM yang unggul (kepala sekolah dan guru).
Adanya sekolah penggerak merupakan suatu tahap awal dari adanya perubahan pendidikan di negara kita. Sekolah penggerak diharapkan akan menjadi teladan bagi sekolah lain, sehingga sekolah bukan hanya sekedar menjadi guru yang melaksanakan tugas administratif melainkan sebagai fasilitator juga. Kepala sekolah pun demikian bukan hanya pergi ke sekolah dan menyelesaikan tugas yang ada di mejanya tanpa melihat pembelajaran yang berlangsung di sekolah serta mau mendengarkan keluh kesah guru dan siswa.
Kepala sekolah sebagai pemimpin memiliki tanggung jawab dalam peningkatan mutu pendidikan. melihat bahwa sekolah penggerak adalah sekolah yang akan menjadi contoh bagi sekolah lain diharuskan seorang kepala sekolah disekolah penggerak memiliki hal hal yang harusnya di miliki oleh kepala sekolah (pemimpin). diantaranya ialah jika merujuk kepada Permendikbud Nomor 6 Tahun 2018 Pasal 15 ayat (1) menyatakan bahwa "Beban kerja Kepala Sekolah sepenuhnya untuk melaksanakan tugas pokok manajerial, pengembangan kewirausahaan, dan supervisi kepada Guru dan tenaga kependidikan”.
Menjadi kepala sekolah merupakan pilihan yang banyak memerlukan waktu untuk terus belajar. Karena perlu banyak pengalaman guna menyiapkan diri menjadi seorang pemimpin yang baik. Terlebih mengenai kepala sekolah yang mana menyangkut tentang perubahan pendidikan. rasa optimisme harus di miliki seorang pemimpin terhadap segala kebijakan pendidikan yang ada. Adanya pendampingan kepala sekolah seperti wokshop lokakarya atau kegiatan lainnya perlu diikuti.
Mengutip pendapat Henry Fayol prinsip dalam manajemen adalah pembagian tugas agar dapat fokus terhadap tugasnya. Menyikapi hal tersebut karena adanya kepala sekolah dengan manajemen yang kurang baik perlu diadakan pendampingan kepala sekolah, karena guru yang menjadi kepala sekolah belum tentu guru yang sudah punya banyak pengalaman dalam kepemimpinan. Maka dari itu pentingnya rasa ingin terus belajar ada dalam diri kepala sekolah, karena sejatinya guru adalah pembelajar sepanjang hayat. Tidak baik dirasa jika karena jabatan menjadi kepala sekolah lalu berhenti ingin belajar karena dirasa dia sendiri sudah mampu. Padahal zaman terus berkembang dengan berbagai kecanggihan teknologi yang pasti mempengaruhi munculnya berbagai karakter siswa di zaman ini.
Pentingnya peran kepala sekolah sebagai pemimpin, diharapkan perlu adanya menguasai beberapa kompetensi karena menjadi ujung tombak perubahan dalam mengaplikasikan pembelajaran paradigma baru. Selain guru, kepala sekolah memegang kekuasaan tinggi atas hal ini, ketika kepala sekolah menanamkan pemikiran bahwa pendidikan di Indonesia harus bisa berubah ke arah baik, maka perubahan itu bisa dimulai dari dalam diri kepala sekolah itu sendiri. Tentunya dibantu oleh beberapa stakeholder yang terkait.
