hati ialah pusat dari segalanya

 

Hati merupakan pusat dari segalanya, hati sangat mudah terbolak-balik, perilaku yang ada itu tegantung pada hatinya. Banyak ungkapan-ungkapan mengenai hati. Yang dimaksud hati disini ialah bukan hati (liver) melainkan hati yang disabdakan oleh rasulullah saw :

الا وان في الجسد مضغة اذا صلحت صلح الجسد كله واذا فسدت فسد الجسد كله الا و هي القلب

“Ketahuilah, didalam tubuh itu ada segumpal daging. Bila ia baik, maka baik pula seluruh tubuh. Dan apabila ia rusak, maka rusak pulalah seluruh tubuh. Ketahuilah itu adalah hati.”

Maka dapat diketahui jika hati ialah pusat dari segalanya. Ketika ingin memperbaiki perilaku maka perbaikilah hati dahulu. Bicara tentang hati memang gampang-gampang sulit dalam mengendalikan hati karena bisa dibilang keimanan seseorang juga ada dalam hati. Dan kita kadang bahkan lebih mudah mengikuti sekitar lingkungan terdekat kita dan bagaimana sikap kita terhadap lingkungan. Peran pengetahuan ilmu hati (tasawuf) sangat berperan penting disini. Kolaborasi antara hati dan pikiran yang baik akan menghasilkan perilaku yang baik pula.

            Dapat diketahui hati itu bermacam-macam, hati yang sehat, hati yang mati, dan hati yang  sakit. hati yang sehat ialah hati yang senantiasa teringat kepada allah, terbebas dari syahwat keinginan yang bertentangan dari perintah allah dan dari setiap syubhat. Orang yang memiliki hati yang sehat akan selalu merasa bahagia tatkala sedang sendirian atau bersama kawan karena mereka lebih mengutamakan allah dari yang lain. Orientasi hidupnya akan selalu berjalan sesuai apa yang diperintah oleh allah. Takkan berani lancang atau melawan perintah allah karena dalam hatinya sudah percaya allah maha mengetahui. Lalu penyakit hati selanjutnya ialah hati yang mati. Hati yang mati disebabkan oleh nafsu yang telah menguasai hati itu. Ia lebih mementingkan terpenuhinya keinginan yang didasari oleh nafsu. Ia sudah tidak lagi peduli atas perintah allah. Allah menyeru keakhirat tapi ia mengabaikannya. Ia setia dengan hawa nafsu yang telah mengendalikannya. Berteman dengan orang seperti ini merupakan racun, bergaul dengannya ialah penyakit, dan bermajlis dengannya ialah bencana. Hati yang sakit ialah hati yang hidup namun mengandung penyakit. Ia akan mengikuti yang lebih kuat. Kadang-kadang ia cenderung kepada “kehidupan”, dan kadang-kadang ia .padanya terdapat keikhlasan, tawakkal, cinta kepada allah. Namun padanya ada pula kecintaan duniawi, syahwat.

            Kita sebagai manusia yang diberikan kemampuan untuk mengendalikan hati seyogyanya dapat mengendalikan hati dan membuatnya jangan sampai sakit apalagi sampai mati, na’udzubilah. Memang tak mudah untuk mengendalikan hati karena kadang kadar keimanan seseorang bisa naik turun. Maka cara agar bisa mengendalikan hati ialah kemauan yang kuat serta usaha nyata dari diri sendiri. Karena jika bukan kita sendiri yang mengubah maka siapa lagi?

 

(06052017)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.