“ MOTIVASI BELAJAR PADA MAHASISWA”
Nama
: Fika Vindayani
NIM
: 163121064
Kelas
2B
Fakultas
: FITK
Jurusan:
Pendidikan Bahasa Arab
Tugas
membuat artikel perkembangan peserta didik dengan judul
“
MOTIVASI BELAJAR PADA MAHASISWA”
Tidak dapat
dipungkiri bahwa motivasi adalah salah satu komponen penggerak dalam belajar
peserta didik. Dengan ada atau tidaknya motivasi dapat dilihat dari hasil belajar peserta didik
selama di sekolah. Berbicara mengenai motivasi tentu tidak asing dikalangan
manapun baik dari sekolah dasar maupun orang dewasa. Setiap mengisi formulir
apapun biasanya akan ada kolom “apa motivasi anda mengikuti acara ini?” atau “apa
motivasi hidup anda?” dan masih banyak lainya. Sehingga banyak di era sekarang
ini berbagai kata-kata motivasi yang dapat dengan mudah kita temukan , atau
motivator yang banyak bermunculan dan menyediakan jasa yang biasanya ada
disekolah-sekolah.
Perlu diketahui
banyak teori-teori motivasi menurut beberapa pakar seperti menurut Sardiman,
2007 menyebutkan bahwa motif sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu. Salah satu teori motivasi dalam psikologi yaitu kebutuhan
hierarki kebutuhan maslow. Hierarki itu didasarkan pada anggapan bahwa pada
waktu orang telah memuaskan satu tingkat kebutuhan tertentu, maka akan
mempunyai keinginan untuk bergeser ketingkat yang lebih tinggi.
Jadi bisa
dikatakan manusia ketika sudah mencapai tujuan satu maka akan beralih kepada
tujuan yang lainnya. Dan dalam mencapai tujuan tersebut diperlukan motivasi.
Seperti halnya ketika mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di perguruan
tinggi. Ketika mahasiswa tersebut memiliki motivasi yang baik maka akan
berdampak baik ketika ia mengikuti mata kuliah yang ia ikuti. Sehingga ketika
mahasiswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi akan menghasilkan lulusan
sarjana yang berkualitas dan mampu membantu dalam menata negara kita menjadi
lebih baik.
Namun pada
kenyataannya seiring dengan bermunculannya perguruan tinggi swasta maupun
negeri belum bisa membantu secara keseluruhan di negeri kita khususnya dalam bidang
pendidikan. Banyak lulusan sarjana pendidikan masih kurang dalam menguasai
materi sesuai dengan jurusannya sehingga banyak peserta didik yang mengeluh
pelajaran di sekolah yang sulit atau suasana pembelajaran yang tidak
menyenangkan, dan pelajaran yang membosankan. Sehingga dapat dikatakan motivasi
belajar mahasiswa merupakan faktor yang paling menentukan dalam menciptakan
sarjana yang berkualitas.
Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi motivasi belajar diantaranya ialah faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang datang dari kesadaran
diri sendiri, adanya kesadaran bahwa ia butuh belajar. Adanya minat dalam
mempelajari bidang tersebut. Faktor eksternal ialah faktor yang datang dari luar
seperti ada dorongan dari orang tua, panutan, teman, atau lainnya.
Jika pada
peserta didik masa kanak-kanak, faktor ini yang paling dominan karena mereka
belajar karena berharap dapat juara satu, atau dapat pujian dari orang-orang di
sekitarnya idealnya pada peserta didik remaja akhir-dewasa awal (mahasiswa)
faktor internal lah yang paling dominan karena di masa ini pemikiran mereka
sudah lebih dewasa dan mampu memikirkan apa dampak dari keputusan yang mereka
ambil.
Motivasi dan
belajar merupakan dua hal yang berkaitan. Motivasi belajar merupakan hal yang
pokok dalam melakukan kegiatan belajar, sehingga tanpa motivasi seseorang tidak
akan melakukan kegiatan pembelajaran. Bermula dari motivasi belajar seseorang
memiliki semangat untuk menjadi lebih baik dari kegiatan belajar tersebut. Dari
hal ini bisa dikatakan bahwa motivasi dan niat mempunyai makna yang sama, yaitu
sama sama fenomena kejiwaaan yang timbul dari dalam hati untuk melakukan
sesuatu. Namun ada juga yang mengatakan motivasi sama dengan semangat. Tidak
dapat dipungkiri jika motivasi atau semangat seseorang bisa naik turun. Bisa
turun ketika materi yang diajarkan tidak dapat dimengerti, materi terlalu mudah
atau sulit, dosen/guru yang tidak menyenangkan, atau lingkungan yang kurang kondusif.
Perlu adanya
intropeksi diri terhadap cita-cita atau tujuan hidup karena salah satu hasil
dari adanya motivasi ialah adanya
cita-cita yang harus tercapai. Seperti mahasiswa pendidikan yang bercita-cita
menjadi pendidik, mahasiswa management menjadi seorang praktisi, dan lainnya.
Perlu adanya pengkondisian tertentu agar diri kita atau siapapun juga yang
menginginkan semangat untuk belajar dapat termotivasi. Seperti analogi yang
mengatakan jika kita berteman dengan penjual minyak wangi maka kita pun akan
tertular wanginya namun ketika kita berteman dengan tukang pandai besi maka
kita akan terciprat bau bakaran besi. Belajar apapun walau pelajaran tersebut
bukan berada di bidang yang kita kuasai. Menurut KBBI belajar ialah berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu.
Belajar sebagai
aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan,
nilai dan sikap (Winkel : 1996 : 53). Secara keseluruhan proses belajar
merupakan kegiatan yang paling pokok. Berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan
pendidikan tergantung pada proses belajarnya. Sehingga dapat disimpulkan
belajar merupakan perubahan dari diri seseorang bahwa semua aktivitas mental
atau psikis yang dilakukan seorang sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku
yang berbeda antara sebelum dan sesudah belajar.
Setelah
mengetahui betapa pentingnya motivasi karena bisa berpengaruh pada peserta
didik khususnya bagi mahasiswa jurusan pendidikan untuk terus meningkatkan
motivasi belajar juga untuk terus memperbaharui niat bahwa apa-apa yang kita
lakukan didunia ini adalah kuasa yang maha kuasa. Lalu bagaimana motivasi pada
pendidik agar bisa menghasilkan peserta didik yang berkualitas ?. perlu adanya
persiapan khusus sebelum menyampaikan materi kepada peserta didik. Seperti
halnya dokter kita perlu mendiagnosis situasi atau sikap para peserta didik.
Salah satu caranya bisa melalui kuis pre-test atau saling bertukar cerita
antara pendidik dengan peserta didik. Karena jika kita salah dalam menyampaikan
materi atau bahan ajar akan berdampak pada peserta didik, misal membosankan
atau mereka menganggap kita sebagai pendidik yang menyebalkan.
Menurut De
Decee dan Grawford, 1974 dalam Djamarah 2002. Ada empat fungsi guru sebagai
pengajar yang berhubungan dengan cara pemeliharaan dan peningkatan motivasi
belajar anak didik, yaitu guru harus dapat mengarahkan anak didik, memberikan
harapan yang realistis, memberikan insentif, dan mengarahkan perilaku anak
didik ke arah yang menunjang tercapainya pengajaran.
Adapun upaya untuk meningkatkan motivasi belajar yaitu :
1.
Menggairahkan
anak didik
Untuk dapat menggairahkan anak didik, guru harus mempunyai pengetahuan
yang cukup mengetahui disposisi awal setiap anak didiknya.
2.
Memberikan
harapan realistis
Seorang guru harus memelihara harapan-harapan anak didik yang
realistis dan memodifikasi harapan-harapan yang kurang atau tidak reaslisitis.
Untuk itu guru perlu memiliki pengetahuan yang cukup mengenai keberhasilan atau
kegagalan akademis setiap anak didik di setiap masa lalu.
3.
Memberikan
insentif
Bila anak didik mengalami keberhasilan, guru diharapkan memberikan
hadiah kepada anak didik ( dapat berupa pujian, angka yang baik, dan
sebagainya) atas keberhasilannya, sehingga anak didik terdorong untuk melakukan
usaha lebih lanjut guna mencapai tujuan-tujuan pengajaran.
4.
Mengarahkan
perilaku anak didik
Cara mengarahkan perilaku anak didik adalah dengan memberikan penugasan,
bergerak mendekati, memberikan hukuman yang mendidik, menegur dengan sikap
lemah lembut dan dengan perkataan yang ramah dan baik.
Sebagai pendidik
diharapkan bisa menjadi panutan anak didik ketika disekolah karena ketika
disekolah orang tua berarti telah percaya kepada sekolahan tersebut untuk
membentuk sikap, wawasan keilmuwan anak didik tersebut sesuai dengan kurikulum
yang diterapkan di sekolah tersebut.
Hidup kita didunia
jika dibuat rantai maka akan saling berkelindan secara tidak sadar. Dimulai
dari anak didik yang bersekolah disuatu sekolah dan mempunyai cita-cita menjadi
guru misalnya, ini menandakan ia mempunyai motivasi dalam hidupnya. Lalu
melanjutkan ke perguruan tinggi dan mengambil pendidikan dan ia fokus dalam
meraih cita-cita tersebut bahwa ingin menjadi pendidik yang profesional dan ia
berhasil menjadi lulusan sarjana yang berkualitas dan selanjutnya. Sering
terjadi kasus dikalangan calon mahasiswa ia mengambil jurusan tersebut karena
tak ada pilihan lain sehingga ia mengambil dengan berat hati dan berdampak pada
kualitas motivasi belajarnya. Ini semua termasuk tugas perkembangan remaja
akhir/dewasa awal yaitu fase mencari prestasi dimana di fase ini ia akan serius
untuk mendapatkan apa yang ia inginkan karena ia tahu apa yang menjadi
tujuannya.
Sebagai orang
tua pun perlunya memiliki pengetahuan cukup dalam menghadapi anaknya terutama
masa remaja akhir/dewasa awal. Biarkan ia memutuskan apa yang akan ia ambil.
Karena dengan begitu ia akan lebih siap dalam menghadapi msa selanjutnya yaitu
dewasa madya. Orang tua yang terus-terusan mengontrol anaknya akan menyusahkan
dirisendiri mengapa? Karena sang anak akan selalu bergantung kepada orang tua
dan akan kebingungan ketika sang orang tua sudah tiada. Maka perlu anak
dirantaukan agar tidak terjadi hal demikian yang akan menyusahkan kemudian.
Entah di pondok pesantren, atau memilih perguruan tinggi di luar kota. Memang
awalnya akan terasa berat namun akhir positif akan dirasakan orang tua maupun
anak.
Mahasiswa perlu adanya pemahaman apa manfaat
dari bidang yang ia pilih disuatu perguruan tinggi, pemahaman visi misi jurusan
dan lain sebagainya untuk meningkatkan motivasi belajar ketika di dalam kelas.
Dosen pun perlu adanya pemahaman terhadap mahasiswa nya yang mana belum tentu
semua mahasiswa bisa menerima materi yang diajarkan.
Baik motivasi
internal dan eksternal sama berfungsi sebagai pendorong, penggerak dan
penyeleksi perbuatan. Ketiganya menyatu dalam sikap terimplikasi dalam
perbuatan. Dorongan adalah fenomena psikologis dari dalam yang melahirkan
hasrat untuk bergerak dalam menyeleksi perbuatan yang akan melahirkan hasrat
untuk bergerak dalam perbuatan yang akan dilakukan. Karena itulah baik dorongan
atau penggerak maupun penyeleksi merupakan kata kunci dari motivasi dalam setiap
perbuatan dalam belajar.
Dalam motivasi
terdapat tiga fungsi utama yaitu : (Sardiman,2012)
1.
Motivasi
sebagai pendorong perbuatan
Motivasi sebagai pendorong ini mempengaruhi sikap apa yang
seharusnya anak didi ambil dalam rangka belajar
2.
Motivasi
sebagai penggerak perbuatan
Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap anak didik itu
merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung, yang kemudian terjelma dalam
bentuk gerakan psikofisik.
3.
Motivasi
sebagai pengarah perbuatan
Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan
yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang harus diabaikan.
Motivasi faktor internal dapat dikembangkan jika dari
faktor eksternal mendukung. Biasanya orang terdekat mahasiswa mampu
mempengaruhi motivasi belajarnya seperti orang tua. Hubungan anak dengan orang
tua yang tidak intes pun biasanya dapat mempengaruhi juga. Seperti kurangnya
perhatian karena ditinggal kerja oleh orang tuanya atau merantau dari usia
dini. Namun itu semua kembali pada diri sendiri, bagaimana sikap kita
menghadapi hidup kita sendiri, mau dibawa kemana masa depan kita. Lalu
bagaimana jika mahasiswa/anak didik yang sudah lama ditinggal orang tua atau
salah satu dari keduanya yang disebabkan karena broken home?
Anak akan
merasakan kebingungan ketika mendapati posisi seperti ini, bingung karena
masing masing dari mereka mengaku lebih menyayangi namun nayatnya ia selalu
menjadi korban. Sehingga kebanyakan terjadi anak akan lari mencari tempat
perlindungan ke teman terdekat misalnya. Dan bahkan bisa jadi hilangnya
motivasi hidup serta motivasi belajarnya sehingga ia cenderung menggunakan
obat-obatan terlarang dan sebagainya. Disini dapat dilihat peran orang tua juga
turut serta dalam meningkatkan kualitas belajar.
Sebagai pendidik
kita bisa sambil memperhatikan apa yang sebenarnya terjadi pada diri anak didik
kita. Seperti siapa yang paling sering bertanya ketika pelajaran berlangsung,
apakah ia ikut organisasi tertentu dan aktif dalam kegiatannya, dan lain
sebagainya. Komponen dalam sekolah seperti kepala sekolah, guru, guru bimbingan
konseling, dan lainnya perlu sering mengadakan koordinasi dan rapat mengenai
apa yang sedang terjadi dalam sekolah. Jika dalam kampus maka rektor beserta
jajarannya dan dosen-dosen juga perlu ada nya pembenahan dalam menghasilkan
sarjana yang berkualitas bukan hanya mengejar predikat kampus paling baik lalu
mengabaikan hak-hak para mahasiswa yang akan menghadapi dunia lura yang tak
seindah kampus.
Diharapkan
dengan mengetahui seberapa penting motivasi mahasiswa bisa mengikuti mata
kuliah dengan baik dan selalu memperbaharui motivasi dalam hidupnya.sehingga
bisa menghasilkan lulusan sarjana yang berkualitas dan berkarakter dan mampu
membantu negeri dalam menata ulang pendidikan kita yang sudah tertinggal jauh
belakangan ini.

Tidak ada komentar: