SLOW LIVING DAN BUDAYA INSTAN
Jika
boleh dibilang kita adalah korban dari adanya kecanggihan teknologi di saat
ini. Teknologi menawarkan kecepatan serta hal lainnya yang membuat diri kita
semakin ingin melakukan suatu hal dengan cepat. Disaat masih ada tugas kerjaan
tapi lapar, tinggal memencet aplikasi pesan antar makanan. Sembari menunggu
makanan datang kita bisa menyelesaikan tugas yang katanya harus segera
diselesaikan. Makanan datang pun kita tidak bisa fokus pada makanan yang kita
makan, sering kali sambil makan kita melihat tontonan youtube atau sambil tetap
bekerja (misal). Begitulah sampai kegiatan kegiatan selanjutnya yang kita pikir
“ah bisa di sambi ngerjain ini kok biar cepet selesai” tapi kalau dipikir
dengan kemampuan multitasking yang ada apakah pekerjaan yang ada selesai?
Oh
tentu tidak. Akan ada lagi pekerjaan yang selanjutnya datang dan sampai suatu saat
kita sadar ternyata kita selalu multitasking dengan pekerjaan yang sedang
dilakukan. Apakah itu normal? Atau memang tuntutan yang harus dilakukan atau
sekedar trend saja?
Bukankah
hidup itu seharusnya tidak tergesa gesa?
Mengutip
dari postingan mas adjie santosoputro di @AdjieSanPutro di twiter
“manusia
sekarang ini seolah kesurupan ketergesa-gesaan
Tergesa
kaya, tergesa sukses, tergesa menikah, tergesa dapat yang diinginkan, tergesa
mencapai tujuan.
Serba
tergesa bahkan hingga dengan sengaja nekat nabrak aturan.
Seni
tertinggi di masa yang menyanjung cepat adalah melambat”
Dengan
adanya hidup dengan rasa tergesa terkadang sampai lupa dengan hobi atau
kesukaan kita terhadap sesuatu.
SLOW
LIVING DAN BUDAYA INSTAN
Adalah
pola pikir di mana mengatur gaya hidup yang lebih bermakna dan sadar yang
sejalan dengan apa yang paling Anda hargai dalam hidup. Artinya melakukan
segala sesuatu dengan kecepatan yang tepat. Alih-alih berusaha melakukan
sesuatu dengan lebih cepat, gerakan lambat berfokus pada melakukan sesuatu
dengan lebih baik
Bagaimana?
Karena
hidup lebih cepat bukan berati lebih baik. Tergesa mengerjakan sesuatu atau
mengerjakan banyak hal dalam satu waktu bukan berati selalu baik. Mungkin bisa menjadi
baik atau sebaliknya.

Tidak ada komentar: