Refleksi 2020
Tahun ini masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya yang memiliki 12 bulan, 1x lebaran idhul fitri. Sebelum-sebelumnya kita pernah mengeluh ingin memiliki kalender yang dipenuhi dengan tanggal merah. Dan tahun ini permintaan itu dikabulkan oleh tuhan.
Tahun penuh dengan pemikiran panjang terhadap timeline yang tak berjalan sesuai ekspetasi. Rencana yang beralih menjadi wacana. Dan sederet agenda pertemuan yang berubah menjadi tidak boleh bertemu. Ya untuk sementara katanya.
Saat itu masih pertengahan tahun, ada yang bilang semua akan segera berakhir. Ada yang bilang kita akan hidup dengan normal lagi. Tapi nyatanya sampai akhir tahun rasanya masih semakin panjang saja perjalanan ini.
Hanya perasaan saja atau memang benar adanya kita hanya bisa berjalan sesuai kemampuan. Belajar dari tahun ini tidak usah terlalu memikirkan bagaimana nanti, tapi pikirkan hari ini bagaimana. Kata nanti bisa saja akan dihapuskan karena kata nanti semakin menakutkan jika dibayangkan.
Ketika masih merasakan matahari terbit disuatu hari, mari bersyukur karena ternyata masih diberi kesempatan hidup di hari itu. Entah nanti besok bagaimana yang penting jalani saja dulu hari ini. Karena kita masih beruntung bisa menikmati udara hangat hari ini.
Banyak pelajaran mestinya yang dapat dipetik tahun ini. Terlebih lagi tahun ini kita banyak berdiam diri di rumah. Semisal saya belajar bahwa untuk memilih pasangan ternyata tidak hanya cukup dengan nyaman saja, cinta saja. Tapi banyak hal yang diperhitungkan. Mengutip perkataan idola saya Raditya Dika di videonya berkata menikah itu memilih teman yang akan menemani sampai tua nanti. Teman ngobrol, teman hidup. Karena kalau cuma karena paras nanti ketika sudah menua semua kecantikan atau kegantengan itu akan hilang. Yang tersisa adalah obrolan.
Juga pelajaran lainnya, jangan pernah ceritakan bagaimana rencanamu pada siapapun. Pendam saja sendiri fikir bagaimana jalan keluarnya. Apalagi itu menyangkut cita-cita. Supaya nanti ketika gagal yang tertawa hanyalah diri sendiri, bukan orang lain.
Segera gunakan waktu yang ada sebelum terlambat. Mungkin dengan adanya pandemi ini nanti setelah berakhir kita akan lebih menghargai waktu yang dimiliki. Tidak lagi mencari-cari alasan untuk tidak melakukan atau bertemu seseorang. Karena kita tidak tahu akan ada hal apa yang sedang menunggu besok atau nanti malam/pagi.
Lanjut lagi jangan terlalu dekat dengan orang sampai merasa memiliki. Susah nanti kalau sudah merasa memiliki. Saya punya teman baik kemudian menjauh rasanya sedih sekali karena sudah merasa memiliki. Gimana caranya biar ga merasa memiliki? Belajar hehe. Saya juga masih belajar. Mungkin dengan husnudzon bisa membantu.
Banyak pelajaran intinya, terlebih dalam 1 tahun ada 365 hari (kurang lebih). Pasti banyak pelajaran entah dari sekolah atau alam lingkungan tempat kita berada. Oiya ternyata dengan adanya berdiam diri dalam waktu lama bisa mempelajari banyak hal juga. Seperti mempelajari apa si sebenarnya yang ingin diraih, apa si sebenarnya yang kita kejar selama ini.
Jangan-jangan selama ini hanya sedang mengulur waktu saja untuk menuju hal yang sebenarnya sedang mendekati kita. Akhir-akhir ini saya sering terfikirkan jangan-jangan selama ini aku hanya sedang mengulur waktu untuk menghadapi realita hidup yang tak seindah drama yang sering saya tonton :) .

