Setelah Kelulusan (1)

    Yang diimpikan oleh mahasiswa salah satunya adalah bagaimana nanti ketika ia wisuda? siapa saja yang akan datang dihari bahagia tersebut. apakah si doi datang dan membawa bunga? beserta keluarga? haha indahnya menghayal. sama seperti kebanyakan mahasiswa pada umumnya saya juga demikian. ketika mengerjakan skripsi yang ada menjadi motivasi saat itu adalah pertama karena saya sadar tidak bisa meraih nilai cumlaude jadi pilihan saat itu saya harus lulus tepat waktu (semester 8), juga saya tidak mau membayar uang kuliah lagi yang uangnya lumayan bisa untuk kebutuhan lainnya. kemudian saya berharap di hari wisuda akan ada banyak kejutan yang sedang saya tunggu, entah dari siapapun itu.

 

Hari wisuda menjadi hal yang sangat dinantikan betul kan? namun saya disini tidak mau bercerita tentang bagaimana hari wisuda saya. saya ingin bercerita apa yang terjadi (ternyata) setelah hari bahagia itu. adalah hari pertama (H+1) ternyata kehidupan saya kembali normal seperti sebelumnya, membuka lowongan pekerjaan mencari cari pekerjaan sesuai harapan, bayangan dahulu jika sudah lulus akan cepat langsung mendapat pekerjaan yang diimpikan hanyalah mimpi, mungkin bagi beberapa orang mendapat pekerjaan adalah hal yang mudah. ada yang langsung bekerja, ada yang langsung pulang ke rumah, ada yang lamaran (eh). entah dosa apa yang telah saya perbuat sehingga begitu sulit mendapat pekerjaan yang diinginkan. 

 

Pertama yang saya lakukan adalah pindah ke kota lain membawa harapan bisa bersaing mendapat pekerjaan yang tidak sesuai dengan latar pendidikan saya (keguruan). melihat orang-orang ada yang bisa bekerja tidak sesuai dengan latar pendidikan membuat saya yakin jika saya pun bisa. satu bulan saya mengirim lamaran kesana-kesini setiap hari membuka Email sudah seperti membuka WhatsApp (wkwkwk) hal tersebut saya lakukan hampir 3 minggu. ditengah keputus asaan saya ingin ibu bilang "yaudah pulang aja kalau begitu" tapi ternyata ibu saya berkata "yang sabar". oke saya belajar sabar.

 

pelajaran pertama setelah lulus ternyata adalah SABAR.

 

Ketika di kota lain bayangan saya juga terlalu indah, nanti saya akan bekerja disini selama setahun kurang lebih kemudian bisa belajar bahasa asing. Karena memang terkadang ekspetasi kita sendiri yang membuat terlena sehingga terkadang lupa dengan kenyataan yang harus dihadapi. Kenyataan nya saya tidak menyadari kalau saya adalah lulusan keguruan maka dari itu seharusnya saya mencari pekerjaan yang selinier (bukan seharusnya tapi alangkah lebih baiknya). Saya masih belum bisa menerima keadaan diri saya sendiri jika saya sudah memilih jurusan ini maka saya haru bertanggung jawab dengan mengamalkan ilmu ini dengan baik.

 

Banyak waktu untuk merenungi diri apa iya yang aku cari selama ini benar?. Ekspetasi saya ingin mendapat pekerjaan yang menghasilkan uang banyak karena ingin rasanya semua kebutuhan keluarga saya yang tanggung. Namun ibu bekali-kali berkata “yang sabar, nanti juga ada waktunya kamu bisa membahagiakan keluarga. Sabar butuh proses”. Saya yakin pasti ada teman-teman yang berfikiran seperti saya. Juga mungkin ada ibu yang seperti ibu saya juga diluar sana.

 

Ternyata pelajaran selama kuliah saya belum menyeluruh. Saya hanya mencatat dan belum mempraktekannya, pelajaran sabar adalah pelajaran yang harus di pelajari sepanjang waktu sampai kapanpun. Manusia ternyata memang disuruh belajar darimana saja karena untuk diri sendiri bukan orang lain.

 

Lanjut ke part 2 ya?

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.