Cerita ngajuin judul skripsi

Tulisan ini aku dedikasikan untuk seluruh temanku yang selalu bertanya tentang skripsi dan cara penulisannya. Heran aku sudah macam dosen saja, hampir setiap hari ada saja yang mengirim file dan

pik sibuk gak? Kira-kira kaya gini dah betul belum?”

Kira-kira kurang lebih seperti itu. Tapi yang akan aku bagikan disini bukan tentang penulisan skripsi ya, cerita tentang yang lain 😊 .

Perkenalanku dengan tulis menulis yang berbau ilmiah semester 5an, bagiku itu sudah terlambat kenapa gak dari dulu aku tau cara menulis yang baik dan benar hehe. Pas juga dapet materi kuliah tentang metode penelitian, pada saat itu juga aku dengar (entah dari siapa lupa)

kalau udah dapet mata kuliah metode penelitian harus di seriusin, biar nanti pas waktunya ngerjain skripsi tinggal jalan atau gampang

Katanya gitu, dan aku melakukan hal itu.

Tugas mata kuliah (Makul) metopen aku kerjakan dengan sungguh-sungguh. Laptop adalah benda yang selalu aku pegang, hampir setiap saat yang aku buka adalah chrome, word, website jurnal, dan teman-temannya. Ya memang kuakui, untuk memperjuangkan masa depan perlu ada yang dikorbankan. Dan waktu mainku yang aku korbankan, alhasil aku jarang keluar untuk nongkrong atau melakukan hal lain. Walau kadang masih sempat nongkrong itu pun jika ada yang ngajak hehe. Saat itu yang aku inginkan adalah aku nulis tema yang belum banyak di teliti mahasiswa lainnya. Saat senggang yang kubuka laptop, saat libur yang kubuka laptop lagi, seusai mengerjakan  tugas kuliah dan organisasi yang kubuka laptop lagi wkwk. (sampai pada saat aku sadar kalau ada aplikasi medsos menggangguku dan aku meng-uninstall beberapa aplikasi medsos seperti instagram, twitter, facebook).

Saat itu yang aku minati adalah tentang strategi pembelajaran, entah kenapa aku sangat tertarik dengan tema itu. Setelah berhari-hari dan berjam-jam secara tidak sengaja aku membaca tentang strategi belajar bahasa arab. Setelah masa Makul Metopen berakhir semua aktivitas tersebut juga berhenti, aku butuh refreshing (liburan otak haha).

Waktu berjalan dengan padat dan singkat (perasaan aja si). Semester 6 akhir microteaching , semester 7 akhir KKN dan PPL. Namanya hidup pasti kita punya rencana, aku yang tidak memiliki nilai di atas 3.5 (yang selalu di idamkan mahasiswa biasanya) memiliki plan B. Jika aku nanti semester 7 gak bisa cumlaude brati aku harus lulus tepat waktu di semester 8. Syukur bisa di awal semester 8 udah sidang skripsi. Target saat itu bisa ikut wisuda bulan April 2020.

HARUS, saat itu aku memiliki tekad kuat tentang itu. Masih kuingat saat lebaran tahun 2019 ketika aku sungkem ke Ibu sambil membasuh kaki Ibu aku berkata “Mah doain supaya bisa wisuda bulan April ya”
 
Aku mulai mengajukan judul seusai PPL sekitar bulan November akhir atau Desember awal aku agak lupa (ya ampun baru lewat setahun aja dah lupa wkwk). Aku pilih waktu sepi saat teman-teman sudah mengajukan. Aku sendiri menghadap kepala jurusan, namun ditolak. Beliau (pak prof J ) menghendaki aku mengubah tema menjadi strategi komunikasi model tarone dan saat itu aku belum tahu seperti apa teorinya, apalagi bukunya. Ya ampun beliau sangat husnudzon sekali ya pada saya. Karena saya tidak menghendaki akhirnya hanya mengiyakan dan kembali termenung di kamar.

Kupikir “apa apaan ini. Katanya kalau mau serius dari dulu bakalan gampang nantinya. Lha ni malah susah sama aja

Kesal? Iya lah.

Eh terdengar kabar kalau akan ada pergantian kepala jurusan. Saat itu kantor dosen mendadak ramai sangat. Teman-teman bilang

ayo ndang do ngajukke judul keburu ganti ndak ora di ACC mbi kajur sing anyar.” Eh gini maksudnya “ayo cepetan ngajuin sekarang keburu ganti kepala jurusan nanti gak di ACC

Tapi pemikiranku beda, “wah asik ganti. Nanti aku ajukan judulku yang sempet di tolak aja deh

Sambil was-was menunggu karena takut keburu ganti tahun, hamdalah kepala jurusan akhirnya ganti dan sebelum akhir tahun berakhir. Mendengar kabar tersebut aku langsung menghadap sekretaris jurusan (lama) untuk mengajukan judul. Berusaha keras aku menjelaskan supaya beliau paham dengan apa yang aku inginkan. Setelah fiks, beliau bertanya mau di bimbing siapa. Dan karena saya bingung (lho teman-teman katanya di kasih pilihan atau dipilihkan langsung. Kok saya di suruh milih bebas) beliau berkata “yaudah sama saya saja ya” deal saya sudah punya dosen pembimbing dan tinggal menghadap kepala jurusan.

Sebenarnya saat itu alurnya adalah
Menghadap kepala jurusan lalu menghadap sekretaris jurusan untuk penentuan dosen pembimbing.

Mungkin karena adanya pergantian kepala jurusan jadi dibalik pas aku.

Tepatnya berapa hari aku lupa, aku menghadap kepala jurusan yang ternyata pada saat itu baru pindah ruangan (sedang beberes buku). Bayangkan betapa mengganggunya saya pada saat itu. Tapi hamdalahnya langsung di ACC (tanda tangan) dong :v.

Pelajaran yang dapat aku ambil

pertama adalah saat kamu mau mengajukan judul pilih waktu yang tepat,

suasana hati dosen seperti apa,

dan yang penting adalah penguasaan tema penelitian kamu pas di tanya.

Jangan sampai pas menghadap dosen kamu maunya A eh malah di ubah jadi B. Gimana caranya membuat penelitian kamu itu penting (walau sebenarnya gak penting juga si). Yaa sebisanya kamu aja deh hehe. biasanya si (menurut pengalaman) yang ditanya itu 
"kenapa milih tema tentang itu"
"penelitian terdahulunya ada gak"
"buku acuan teori kamu ada ga"
"terus itu alur penelitian kamu nanti kaya gimana"
seingetku itu si

okey sekian pembahasan ngajuin judul. Nanti sambung lagi ya, bye. 

ada yang bisa baca itu tulisan apa?


Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.